Load Balancing- Pengertian, Fungsi Serta Perbedaan Load Balancing dan Link Aggregation
1. Pengertian Load Balancing
Load balancing adalah teknik untuk
mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang
agar trafik dapat berjalan optimal,memaksimalkan throughtput, memperkecil waktu
tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.
Pernahkah kamu mengakses website untuk registrasi online? Apa yang kamu rasakan ketika banyak temanmu yang mengakses web tersebut secara bersamaan di dalam waktu yang sama? Akses menuju website tersebut akan sulit, melambat atau bahkan berkali-kali gagal bukan? Hal ini disebabkan server sistem mengalami overload atau beban yang berlebih. Server yang hanya terpusat pada satu titik menyebabkan jaringan tidak stabil. Hal di atas dapat diatasi dengan membagi beban pada server lain atau disebut load balancing. Load balancing yaitu teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi
Gambar
Load balancing digunakan pada saat sebuah server memiliki jumlah pengguna yang telah melebihi kapasitas maksimalnya. Selanjutnya, load balancing mendistribusikan beban kerja secara merata di dua komputer atau lebih, link jaringan, CPU, harddrive, atau sumber daya lainnya untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal.
2. Prinsip dan Cara Kerja Load Balancing
Prinsip dan cara kerja load balancing yaitu ketika load balancer menerima permintaan layanan dari pengguna, maka permintaan tersebut akan diteruskan ke server utama. Biasanya, load balancer akan secara otomatis menentukan server mana yang memiliki load lebih rendah dan respons lebih cepat. Bahkan load balancer dapat menghentikan akses ke server yang sedang mengalami masalah dan meneruskannya ke server yang dapat memberikan layanan. Hal ini merupakan salah satu kelebihan yang umumnya dimiliki oleh load balancer, sehingga layanan seolah-olah tidak ada gangguan di mata pengguna.
Adapun Fungsi dari Load Balancer.
- Mengoptimalkan kinerja dari setiap server.
- Membagi traffic sama rata sehingga tidak terjadi overload.
- Server memberikan respons yang cepat.
- Menghindari sebuah server yang down.
Barangkali kita pernah mendengar sebuah istilah link aggregation. Link aggregation ini merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menggabungkan lebih dari satu interface untuk mendapatkan bandwidth yang lebih besar. Dan pada MikroTik sendiri juga ada sebuah fitur yang memiliki fungsi serupa, yaitu bonding. Bonding adalah sebuah teknologi yang memungkinkan agregasi lebih dari satu interface ethernet dan menggabungkan ke dalam satu link virtual sehingga kita akan mendapatkan troughput bandwidth yang lebih besar. Selain itu dapat digunakan untuk keperluan fail-over. Pada contoh implementasinya, kita bisa menghubungkan dua buah Router Mikrotik dengan interface ethernet masing-masing router yang telah di-bonding saling dikoneksikan. Atau dapat juga dari keempat interface tersebut dihubungkan ke sebuah switch, sehingga dapat berfungsi sebagai sebuah backbone penghubung jaringan yang memiliki bandwidth besar.
Load balancing digunakan mendistribusikan beban melintasi berbagai perangkat lunak aplikasi atau tujuan tertentu. Load balancing bekerja pada layer 3. Dalam hal itu, penyeimbangan beban biasanya didefinisikan sebagai (kebanyakan) pemerataan lalu lintas IP pada 2 link atau lebih. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan perangkat beberapa rute dengan biaya yang sama ke tujuan yang sama melalui tautan berukuran sama.
4. Algoritma Load Balancing
Load balancing memiliki beberapa alhoritma yang dapat digunakan. Berikut adalah algoritma load balancing.
A. Round Robin
Algoritma round robin merupakan algoritma yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma round robin bekerja dengan cara membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server lainnya. Konsep dasar algoritma round robin ini adalah dengan menggunakan time sharing, pada intinya algoritma ini memproses antrean secara bergantian.
B. Ratio
Ratio merupakan parameter untuk masing-masing server yang berada di dalam sistem load balancing. Parameter raasio menjadi landasan pembagian beban pada server-server yang terlibat. Server dengan rasio terbesar akan diberi beban besar, sebaliknya server dengan rasio kecil akan lebih sedikit mendapatkan beban.
C. Fastest
Algoritma fastest akan melakukan pembagian beban dengan mengutamakan server-server yang memiliki respons yang paling cepat. Server di dalam jaringan yang memiliki respons paling cepat merupakan server yang akan mengambil beban pada saat permintaan masuk.
D. Least Connection
Algoritma least connection melakukan pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh suatu server. Server dengan koneksi yang paling sedikit akan diberikan beban berikutnya, begitu pula server dengan koneksi yang banyak akan dialihkan bebannya ke server lain yang bebannya lebih rendah.
Penjadwalan ini termasuk salah satu algoritma penjadwalan dinamik. Hal ini karena penjadwalan ini memerlukan perhitungan koneksi aktif untuk masing-masing real server secara dinamik. Metode penjadwalan ini baik digunakan untuk melancarkan pendistribusian ketika request yang datang sangat banyak.
5. Tipe Load Balancer
Load balancer adalah perangkat yang digunakan untuk load balancing. Dalam dunia load balancing, terdapat dua pilihan yang menjadi pertimbangan ketika kita akan merancang solusi load balancing. Pilihan solusinya adalah menggunakan software load balancing atau hardware load balancing. Setiap jenis load balancing yang digunakan memiliki persyaratan, kelebihan dan kelemahan tersendiri. Load balancing dikelompokkan menjadi 2 jenis berdasarkan tipenya sebagai berikut.
A. Software Load Balancing
Software load balancing merupakan jenis load balancing dengan load balancing berjalan di sebuah PC/server. Aplikasi load balancing diinstal, kemudian dikonfigurasikan sehingga dapat berfungsi. Keuntungan menggunakan jenis load balancing ini adalah jika ada penambahan fitur atau fasilitas tambahan tidak perlu mengganti keseluruhan perangkat load balancing. Performa proses load balancing dipengaruhi oleh perangkat komputer yang digunakan, tidak dapat hanya mengandalkan kemampuan software yang canggih saja. Perangkat keras yang dapat memengaruhi performa metode ini adalah kartu jaringan (Network Interface Card) yang digunakan, besarnya RAM pada perangkat, media penyimpanan yang besar dan cepat, dan sebagainya. Hal ini membuat performa metode ini sulit untuk dapat diperkirakan. Ada banyak sekali load balancer software, beberapa di antaranya yang paling banyak digunakan adalah Linux Virtual Server, Ultra Monkey, dan Network Load Balancing.
B. Hardware Load Balancing
Pada jenis hardware load balancing, load balancing berjalan di sebuah device/alat yang sudah disiapkan dari pabrik dan siap digunakan. Tipe hardware load balancing banyak digunakan karena kemudahannya. Beberapa Load balancing hardware di antaranya adalah Cisco System Catalyst, Coyote Point, F5 Network BIG-IP dan Baraccuda Load Balancer.
6. Fitur pada Load Balancer
Beberapa fitur yang ada baik pada software load balancer maupun hardware load balancer di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Asymmetric load. Rasio dapat dibuat dengan menentukan koneksi yang menjadi primary yang dianggap paling baik backbone-nya dan terbaik dalam path routing-nya. Jadi, kita dapat membuat mesin untuk mencari best path determination dan routing yang terpendek dan terbaik untuk sampai ke tujuan.
b. Aktivitas berdasarkan prioritas. Di saat lood jaringan sedang peek, server akan dapat membagi aktivitas berdasarkan prioritas dan ke link cadangan.
c. Proteksi dari serangan DDoS. Hal ini karena kita dapat membuat fitur seperti SYN Cookies dan delayed-binding (suatu metode di back-end server pada saat terjadi proses TCP handshake) pada saat terjadi serangan SYN Flood.
d. Kompresi HTTP. Memungkinkan data untuk dapat mentransfer objek HTTP dengan dimungkinkannya penggunaan utilisasi kompresi gzip yang berada di semua web browser yang modern.
e. TCP Buffering; dapat membuat respons buffer dari server dan berakibat dapat memungkinkan task akses lebih cepat.
h. HTTP Caching; dapat menyimpan content yang static. Dengan demikian, request dapat ditangani tanpa harus melakukan kontak ke web server di luar jaringan yang berakibat akses terasa semakin cepat.
g. Content Filtering. Beberapa load balancing dapat melakukan perubahan trafik pada saat dijalankan.
h. HTTP Security. Beberapa sistem load balancing dapat menyembunyikan HTTP error pages, menghapus identifikasi header server dari respons HTTP, dan melakukan enkripsi cookies agar user tidak dapat memanipulasinya.
i. Priority Queuing. Berguna untuk memberikan perbedaan prioritas traffic packet.
j. Spam Filtering. Spam istilah lainnya junk mail merupakan penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna web.
Tidak ada komentar untuk "Load Balancing- Pengertian, Fungsi Serta Perbedaan Load Balancing dan Link Aggregation"
Posting Komentar