Mengevaluasi Sistem Kontrol dan Monitoring
A. Mengenal Sistem Kontrol dan Monitoring
1. Pengertian Monitoring Jaringan Komputer
Pada dasarnya, sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data dengan tujuan memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Meskipun terdapat berbagai alasan untuk memonitor yaitu memperkirakan perubahan untuk masa depan dan mendeteksi perubahan yang tak terduga pada jaringan. Perubahan yang tak terduga bisa meliputi router/switch yang tidak berfungsi, hacker mencoba mendapatkan akses ke jaringan, ataupun kesalahan jalur komunikasi. Pada umumnya, data yang dikumpulkan merupakan data yang real-time yang diperoleh dari sistem hard real-time maupun sistem soft real-time. Sistem yang real-time merupakan sebuah sistem di mana waktu yang diperlukan oleh sebuah komputer di dalam memberikan stimulus ke lingkungan eksternal sebagai langkah vital.
Pengertian waktu berarti sistem real-time menjalankan suatu pekerjaan dengan berpatokan pada batas waktu (deadline), sehingga suatu pekerjaan mungkin dapat terselesaikan dengan tepat atau pun belum terselesaikan sama sekali. Sistem real-time mengharuskan suatu pekerjaan harus terselesaikan dengan benar. Namun demikian, sesuatu yang buruk dapat terjadi jika komputer tidak mampu menghasilkan output secara tepat waktu. Hal seperti ini dapat terjadi pada embedded system untuk kontrol suatu benda. Sistem soft real-time tidak mengharuskan bahwa suatu pekerjaan harus terselesaikan dengan benar, misalnya pada sistem multimedia yang tidak akan memberikan pengaruh terhadap output yang dihasilkan jika dalam beberapa batasan waktu yang ditetapkan terjadi kehilangan data.
Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses besar, yaitu proses di dalam pengumpulan data monitoring, proses di dalam analisis data monitoring, dan proses di dalam menampilkan data hasil monitoring. Dengan demikian, monitoring jaringan identik dengan salah satu fungsi dari management yang berguna untuk menganalisis kelayakan jaringan untuk digunakan atau perlu tambahan kapasitas. Hasil monitoring dapat membantu jika administrator ingin mendesain ulang jaringan yang telah ada. Banyak hal dalam jaringan yang bisa di-monitoring, salah satu di antaranya lood traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface komputer. Monitoring dapat dilakukan dengan standar SNMP, selain load traffic jaringan, kondisi jaringan pun harus di-monitoring, misalnya status up atau down dari sebuah peralatan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan utilitas ping.
2. Dasar-Dasar Sistem Kontrol Monitoring Jaringan
Proses dalam analisis data dapat diwujudkan dalam pemilihan data dari sejumlah data yang telah terkumpul ataupun manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan. Sumber-sumber data dapat berupa network traffic, informasi mengenai hardware, dan lain-lain. Sedangkan tahap menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan terhadap siapa yang sedang berjalan berupa tabel, gambar, kurva, atau animasi. Aksi yang terjadi di antara proses-proses yang ada di dalam sebuah sistem monitoring dapat dijumpai dalam bentuk service Chagal proses yang terus-menerus berjalan pada interval waktu yang berbeda. Misalnya interval waktu dalam pengumpulan data dapat terjadi setiap lima hingga tujuh menit. Namun, pada proses analisis data terjadi tiap satu jam sekali guna menghasilkan informasi yang diharapkan membutuhkan lebih dari satu sampel data, misalnya untuk nilai rataan data (average) dengan sebanyak 60 sampel data.
3. SNMP (Simple Network Management Protocol) dan MRTG (Multi Router Traffic Grapher)
Kebutuhan terhadap SNMP pada sebuah sistem monitoring disebabkan oleh kebutuhan pemerolehan data monitoring dari sumber daya komputer lain. SNMP pada awalnya hanya dikhususkan pada manajemen jaringan TCP/IP guna melakukan manajemen informasi yang berkaitan dengan IP dan TCP seperti pengubahan dari IP address ke suatu alamat fisik, jumlah data incoming dan outgoing IP datagram, ataupun tabel informasi mengenai koneksi TCP yang mungkin terjadi. Namun selanjutnya, berkembang dengan memberikan support informasi pada berbagai protokol jaringan seperti DECne, Apple Talk, dan NetWare IPX/SPX. Daya dukung SNMP dapat terjadi pada berbagai fungsi dalam sebuah multiprotocol routers. Oleh sebab itu, model manajemen pada jaringan didesain agar memberikan kebebasan pada network manager untuk dapat melakukan analisis data dari suatu peralatan jaringan maupun melakukan perubahan konfigurasi dari suatu peralatan jaringan yang ada. Sedangkan MRTG sebagai aplikasi yang digunakan untuk memantau beban trafik pada link jaringan. MRTG akan membuat halaman HTML yang berisi gambar GIF dalam menggambarkan traffik melalui jaringan secara harian, mingguan, bulanan, bahkan hingga tahunan. MRTG tersedia untuk Sistem Operasi / OS UNIX dan Windows NT.
SNMP identik dengan sebuah protokol yang dirancang untuk memberikan kemampuan kepada penggunaan untuk memantau dan mengatur jaringan komputernya secara sistematis dari jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol saja. Pengolahan ini dijalankan dengan mengumpulkan data dan melakukan penetapan terhadap variabel-variabel dalam elemen jaringan yang dikelola. Dengan menggunakan protokol bisa mendapatkan informasi tentang status dan keadaan dari suatu jaringan. Dalam network manajemen, SNMP digunakan untuk mengumpulkan informasi, dan mengonfigurasi peralatan jaringan seperti server, printer, hub, switch, dan router pada jaringan berbasis Internet Protocol (IP). Protokol SNMP dirancang untuk memberikan metode sederhana untuk me-manage jaringan TCP/IP secara terpusat. SNMP tersendiri dari sekumpulan standar manajemen jaringan, termasuk di dalamnya definisi aplikasi dilapisan aplikasi, skema database dan sekumpulan objek data.
Saat ingin me-manage peralatan dari komputer pusat, protokol SNMP akan memfasilitasi transfer data dari sisi client sampai sisi server di mana data secara terpusat dicatat, dilihat, dan analisis. Tujuan utama dari protokol SNMP hanya pada satu tujuan saja, dan masih digunakan hingga hari ini, yaitu, melakukan remote manajemen dari peralatan. SNMP banyak digunakan untuk me-manage peralatan di jaringan komputer. Protokol jenis ini menggunakan transport UDP pada port 161. Selain itu, protocol UDP sering direkomendasikan sebagai protocol transport untuk SNMP karena UDP sangat mudah diimplementasikan dan dijalankan tidak seperti TCP yang cukup rumit dan selalu membutuhkan sejumlah memory dan sumber daya CPU. User Datagram Protocol sangat rendah overhead-nya, cepat dan tidak reliable. UDP didefinisikan di RFC 768. UDP lebih mudah digunakan daripada menggunakan protokol yang lebih kompleks seperti TCP. Suatu vendor dapat membuat IP yang sederhana dan memasukkan UDP ke dalam jaringan mereka seperti repeater dan modem. Jumlah total software transport yang diperlukan kecil dan mudah dipaketkan ke dalam read-only memory (ROM).
A. Komponen Dasar SNMP
Sebuah jaringan yang dapat di-manage menggunakan
SNMP pada dasarnya memiliki komponen antara lain sebagai berikut
1.
Managed Device
Sebuah managed device adalah sebuah node di jaring.an yang berisi
agent SNMP yang berada di jaringan yang dapat di-manage. Managed device akan
mengumpulkan dan menyimpan informasi manajemen dan membuat informasi bagi NMS
menggunakan SNMP. Managed device kadangkala disebut elemen jaringan dapat
berupa router dan akses server, switch dan bridge, hub, dan host
komputer/printer.
2.
Agent
Agent adalah sebuah modul software network manajemen yang berada
di dalam managed device. Agent ini mengetahui tentang informasi manajemen
dan dalam menerjemahkan ke informasi yang kompatibel dangan SNMP.
3.
Network-management System (NMS)
Aplikasi NMS menjalankan aplikasi yang dapat memonitoring dan
mengontrol managed device. NMS memberikan resource memory dan
prosessor yang dibutuhkan untuk manajemen network. Satu atau lebih
NMS harus ada dalam sebuah jaringan yang di-manage.
B.
Versi SNMP
Dibawah
beberapa versi SNMP.
1.
SNMP versi 1 (SNMPv1)
SNMP versi 1 adalah implementasi awal dari protokol SNMP. SNMPv1
beroperasi di atas protokol lain seperti User Datagram Protocol (UDP), Internet
Protocol (IP), OSI Connectionless Network Service (CLNS), AppleTalk
Datagram-Delivery Protocol (DDP), dan Novell internet Packet Exchange (IPX).
SNMPv1 banyak digunakan dan menjadi difacto protokol untuk manajemen jaringan
di komunitas internet. Beberapa RFC pertama untuk SNMP, yang sekarang dikenal
sebagai Simple Network Management Protocol versi 1, muncul di tahun 1998.
2.
SNMP Versi 2
Versi 2 tidak diadopsi secara luas karena ketidaksepakatan
mengenai kerangka keamanan di dalam standard. Simple Network Management
Protocol versi 2 (RFC 1441-RFC 1452), yang juga dikenal sebagai SNMP v2 atau
SNMP v2p, merevisi versi 1 dan memasukkan beberapa perbaikan masalah
performance, keamanan, kerahasiaan, dan komunikasi antarmanager SNMP v2
memperkenalkan GETBULK, sebuah alternatif dari iterasi GETNEXT untuk data manajemen
dalam jumlah besar melalui satu perintah saja. Akan tetapi, kebanyakan terlalu rumit,
sehingga tidak secara luas diadopsi.
3.
SNMP Versi 3
EITE mengakui Simple Network Management Protocol versi 3 seperti
didefinisikan oleh RFC 3411-RFC 3418 (juga dikenal sebagai STD0062) sebagai
standar SNMP sejak 2004. IETF menganggap versi sebelumnya sebagai
"Obsolete" atau "Historical". Di sisi praktis, implementasi
SNMP biasanya memberikan dukungan bagi banyak versi utama pada SNMPv1, SNMPv2,
dan SNMPv3. Ada baiknya membaca RFC 3584 "Coexistence between Version 1,
Version 2, and Version 3 of the Internet-standard Network Management
Framework". SNMPv3 memberikan tiga servis yang penting, yaitu
authentikasi, privasi, dan access control.
C.
Elemen SNMP
Elemen-elemen
SNMP antara lain.
1)
Manajer
Tugas-tugas
manajer sebagai berikut.
a)
Bertugas meminta informasi ke agent.
b)
Merupakan software yang berjalan di sebuah host di jaringan.
c)
Manajer ini terdiri atas satu proses atau lebih yang berkomunikasi
dengan agent-agent- nya dan dalam jaringan.
d)
Manajer akan mengumpulkan informasi dari agent tidak meminta semua
informasi yang dimiliki oleh agent, tetapi hanya meminta informasi tertentu
saja yang akan digunakan untuk mengamati unjuk kerja jaringan.
e)
Manajer biasanya menggunakan komputer yang memiliki tampilan
grafis dan berwarna sehingga selain dapat menjalankan fungsinya sebagai manajer,
juga untuk melihat grafik unjuk kerja dari suatu elemen jaringan yang
dihasilkan oleh monitoring.
2. Agent
Tugas-tugas
dari agent sebagai berikut.
a)
Agent merupakan perangkat lunak yang dijalankan di setiap elemen
jaringan yang dikelola.
b)
Setiap agent memiliki basis data variabel yang bersifat lokal yang
menerangkan keadaan dan berkas aktivasinya dan pengaruhnya terhadap operasi.
3. MIB (Management Information Base)
Tugas-tugas
MIB antara lain sebagai berikut.
a)
Management Information Base merupakan struktur basis data variabel
dari elemen jaringan yang dikelola.
b)
Struktur ini bersifat hierarki dan memiliki aturan sedemikian rupa
sehingga informasi setiap variabel dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah.
c)
Pada kelompok interface terdapat variabel objek MIB yang mendefinisikan
karakteristik interface sebagai berikut.
No. |
Elemen |
Keterangan |
1. |
ifInOctets |
Mendefinisikan
jumlah total byte yang diterima. |
2. |
ifOutOctets |
Mendefinisikan
jumlah total byte yang dikirim. |
3. |
ifInErrors |
Mendefinisikan
jumlah paket yang diterima dan dibuang karena rusak. |
4. |
ifOutErrors |
Mendefinisikan
jumlah paket yang dikirim yang dibuang karena rusak dan variable. |
d)
MIB diakses menggunakan protokol network-management seperti SNMP.
MIB terdiri atas managed object dan diidentifikasi oleh object identifier
(pengidentifikasi objek). Sebuah managed object, kadangkala disebut sebagai MIB
object, object, atau MIB adalah satu dari banyak karakteristik spesifik dari
peralatan yang di-manage. Managed object berisi satu atau lebih objek yang pada
dasarnya berupa variabel. Terdapat dua jenis managed object sebagai berikut.
1.
Scalar object yang mendefinisikan sebuah objek saja.
2.
Tabular object (objek tabel) dengan mendefinisikan banyak objek yang terkumpul dalam tabel MIB.
D.
Arsitektur SNMP
Framework
dari SNMP sebagai berikut.
a)
Master Agent
Sebuah master agent bergantung pada sub agent untuk memperoleh
informasi manajemen dari sebuah fungsi spesifik. Master agent juga sering disebut
sebagai managed object. Master agent adalah perangkat lunak yang berjalan pada
perangkat yang mendukung SNMP, fungsinya merespon permintaan dari SNMP
management station. Master agent meneruskan kepada sub agent untuk memberikan
informasi tentang management dengan fungsi tertentu. Sebuah router dapat
menjawab permohonan SNMP dari management station. Oleh karena itu, berfungsi
sebagai server dalam arsitektur client-server atau sebagai deamon dalam terminologi
sistem operasi.
b)
Sub Agent
Sub agent adalah perangkat lunak yang berjalan pada perangkat yang
mendukung SNMP dan mengimplementasikan MIB. Fungsinya mengumpulkan informasi
untuk selanjutnya diproses oleh management stations. Beberapa kemampuan sub
agent antara lain mengumpulkan informasi untuk managed object, mengonfigurasi
parameter dari managed object, dan merespon kepada permintaan/request dari
manager.
c)
Management Stations
Management stations pada dasarnya komponen akhir dari arsitektur
SNMP dengan fungsinya aquivalen dengan client di arsitektur client-server.
Management station adalah client dan melakukan permintaan serta mendapatkan
trap dari SNMP server. Stasiun atas nama administrator jaringan atau aplikasi
dan menerima tangkapan dari agent-agent.
Tidak ada komentar untuk "Mengevaluasi Sistem Kontrol dan Monitoring"
Posting Komentar